BAGIAN BAGIAN BUNGA II
A.
Kelamin Bunga
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, maka dapat dibedakan :
1. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaproditus), yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari maupun putik. Misalnya yang terdapat pada bunga terung (Solanum melongena L.)
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, maka dapat dibedakan :
1. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaproditus), yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari maupun putik. Misalnya yang terdapat pada bunga terung (Solanum melongena L.)
2.
Bunga berkelamin
tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari kedua
alat kelamin tersebut. Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat
dibedakan lagi dalam :
a.
Bunga jantan
(flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik,
misalnya bunga jagung yang terdapat di bagian atas tumbuhan.
b.
Bunga betina
(flos femineus), yaitu bunga yang tidak mempunyai benang sari, melainkan hanya
putik saja. Misalnya bunga jagung yang tersusun dalam tongkolnya.
c.
Bunga mandul
atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat putik maupun benang sari.
Misalnya bunga pinggir (bunga pita) pada bunga matahari (Helianthus annuus L.).
Tumbuhan
berdasarkan kelamin bunganya dibedakan
atas:
1.
Berumah satu (monoceus); tumbuhan yang
mempunyai bunga jantan dan bunga betina
pada satu individu. Misalnya
mentimun (Cucumic sativus).
2.
Berumah dua (dioceus); bunga jantan dan bunga betina terpisah
tempatnya artinya ada individu yang hanya memiliki bunga jantan saja atau bunga betina saja,
contohnya salak (Zalacca edulis Reinw.).
3.
Poligami (polygamus); jka pada satu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci
bersama-sama, misalnya pepaya (Carica papaya L.). diamping contoh tersebut masih ada kemungkinan lain
mengenai letak bunga pada tumbuhan yang dianggap bersifat poligam:
a.
Gynodioecus,
jika pada suatu individu hanya terdapat bunga betina saja, sedang pada individu
lain bunga banci. Misalnya pada tumbuhan yang berbunga berbibir (Labiatae).
b.
Androdioecus,
jika pada individu yang satu hanya terdapat bunga jantan saja, sedangkan pada
yang lain terdapat bunga banci, misalnya pada Dryas octopetala.
c.
Monoeco-polygamus, yaitu jika pada satu individu terdapat bunga jantan,
betina dan banci bersama-sama. Misalnya pada pepaya (Carica papaya L.).
d.
Gynomonoecus, jika
pada satu individu terdapat bunga betina dan bunga banci bersama-sama.
e.
Tioecus, jika
bunga jantan, bunga betina dan bunga banci masing-masing terdapat terpisah pada
individu yang berlainan.
B.
Benang Sari (Stamen)
Benang sari merupakan metamorfosis daun yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan. Benang sari memiliki 3 bagian, yaitu :
Benang sari merupakan metamorfosis daun yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan. Benang sari memiliki 3 bagian, yaitu :
1. Tangkai sari (filamentum), yaitu bagian yang berbentuk benang dengan
penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat. Melihat jumlahnya berkas yang
merupakan perlekatan benang-benang sari, dapat dibedakan :
a.
Benang sari
berberkas satu atau benang sari bertukal satu (monodelphus), yaitu jika semua tangkai sari pada satu bunga
berlekatan menjadi satu. Misalnya pada kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis).
b.
Benga sari
berberkas dua (diadelphus), jika
benang sari terbagi menjadi dua kelompok dengan tangkai yang berlekatan dalam
masing-masing kelompok. Misalnya pada tumbuhan berbunga kupu-kupu (Popilionaceae).
c.
Benag sari
berberkas banyak, yaitu jika dalam satu bunga yang mempunyai banyak benag sari,
tangkai sarinya tersusun menjadi beberapa kelompok atau berkas. Misalnya bunga
kapok (Ceiba pentandra G.).
2. Kepala sari (anthera); di dalamnya biasanya memiliki 2 ruang sari (theca)
dan masing-masing ruang sari memiliki 2 ruangan kecil (loculus) dan di
dalam loculus inilah terdapat serbuk sari atau tepung sari (pollen). Duduknya kepala sari pada tangkainya dapat
bermacam-macam:
a.
Tegak (innatus)
b.
Menempel
(adnatus)
c.
Bergoyang
(versatilis)
Jika serbuk sari telah masak, maka kepala sari lalu pecah untuk memungkinkan keluarnya butir-butir serbuk sari tadi. Agar serbuk sari keluar dari ruang sari, kepala sari dapat membuka dengan jalan yang berbeda-beda misalnya :
Jika serbuk sari telah masak, maka kepala sari lalu pecah untuk memungkinkan keluarnya butir-butir serbuk sari tadi. Agar serbuk sari keluar dari ruang sari, kepala sari dapat membuka dengan jalan yang berbeda-beda misalnya :
a.
Dengan celah
membujur (longitudinalter dehiscens),
yang menjadi jalan keluarnya serbuk sari dapat:
b.
Dengan celah
yang melintang (transversaliter dehiscens),
misalnya pada beberapa tumbuhan suku Euphorbiaceae.
c.
Dengan sebuah
liang pada ujung atau pangkal kepala sari (poris
dehiscens), terdapat pada kentang (Solanum
tuberosum L.)
3.
Penghubung ruang sari (connectivum); merupakan bagian penghubung tangkai sari
dengan kepala sari.
Berdasarkan
jumlahnya pada bunga, benang sari
dibedakan atas :
1.
Benang sari banyak;
dalam satu bunga terdapat lebih dari 20
benang sari, contohnya anggota suku Myrtaceae.
2.
Jumlah benang sari 2x
jumlah daun tajuknya; benang
sari biasanya tersusun 2 lingkaran,
lingkaran luar dan dalam. Berdasarkan
duduknya terhadap daun tajuk dibagi lagi atas :
a.
diplostemon; benang-benang sari pada lingkaran luar duduk
berseling dengan daun-daun tajuk, contoh
kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.).
b.
obdiplostemon; benang-benang sari pada lingkaran dalam
duduknya berseling dengan daun-daun tajuknya., contohnya bunga geranium (Pelargonium
odoratissimum Hort.).
3.
Benang sari
sama banyak dengan daun tajuk atau kurang. Terbagi atas :
a.
episepal; benang sari
berhadapan dengan daun - daun kelopak.
b.
epipetal; benangg sari
berhadapan dengan daun - daun tajuk.
Berdasarkan duduk dan letaknya benang sari dibedakan
menjadi 3 macam :
1.
Benang sari jelas duduk pada dasar bunga.
Tumbuhan dengan bunga yang bersifat demikian oleh de candolle dinamakan (Thalamiflorae), misalnya jeruk (Citrus
sp)
2.
Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak, yang sering kita lihat pada bunga perigin atau
epigin. Tumbuhan demikian oleh de
candolle dinamakan calyciflorae, misalnya mawar (Rosa hybrida)
3.
Benang sari tampak duduk diatas mahkota bunga. Tumbuhan yang demikian disebut corolliflorae,
contoh tumbuhannya adalah buntut tikus (Heliotropium indicum)
C.
Putik (Pistillum)
Putik juga merupakan metamorfosis daun yang berfungsi sebagai alat kelamin betina tumbuhan. Putik tersusun atas daun-daun buah atau carpellum, daun-daun buah sebagai keseluruhan dinamakan gynaecium. Daun-daun buah inilah nantinya yang akan menjadi bagian buah yang paling pinggir atau kulit buah. Bagian - bagian putik adalah :
Putik juga merupakan metamorfosis daun yang berfungsi sebagai alat kelamin betina tumbuhan. Putik tersusun atas daun-daun buah atau carpellum, daun-daun buah sebagai keseluruhan dinamakan gynaecium. Daun-daun buah inilah nantinya yang akan menjadi bagian buah yang paling pinggir atau kulit buah. Bagian - bagian putik adalah :
1.
Bakal buah (ovarium); bagian putik yang membesar dan duduk pada
dasar bunga. Berdasarkan
letaknya terhadap dasar bunga, bakal buah dibedakan atas :
a. Bakal buah
menumpang (superus); yaitu bakal
buah duduk di atas dasar bunga sehingga letaknya lebih tinggi, sama tinggi atau
mungkin lebih rendah dari tepi dasar bunga tetapi bagian samping bakal buah
tidak pernah berlekatan dengan dasar bunga.
b. Bakal buah
setengah tenggelam (semi inferus); yaitu bakal buah duduk pada dasar bunga yang
cekung, tempat duduk bakal buah selalu lebih rendah dari tepi dasar bunga dan
sebagian dinding bakal buah berlekatan dengan dasar bunga.
c.
Bakal buah tenggelam
(inferus); seluruh bagian
samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga.
2. Tangkai kepala
putik (stylus); bagian putik
berbentuk benang di atas bakal buah.
3. Kepala putik (stigma); bagian putik paling atas. Bentuk kepala putik amat beraneka ragam, biasanya
disesuaikan dengan cara penyerbukan pada bunga yang bersangkutan.
e. Bermacam-macam bentuk lain, misalnya seperti bibir,
seperti cawan, serupa daun mahkota dan lain sebagainya.
4.
Tembuni (Placenta), tembuni adalah bagian bakal
buah yang menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji. Berdasarkan letaknya tembuni dibedakan atas :
a.
Parietal; tembuni
terletak pada dinding-dinding bakal buah.
b.
Sentral; tembuni
terletak pada poros atau pusat bakal buah.
c.
Aksilar; tembuni
terletak di sudut tengah pada bakal buah yang
beruang lebih dari dua dan tembuninya terdapat pada sudut-sudut pertemuan
daun-daun buah yang melipat ke dalam.
5. Bakal biji (Ovulum),
duduk pada tembuni dengan cara yang berbeda beda pula. Letak bakal biji pada
tembuni dapat dibedakan lima posisi utama, yaitu :
a.
Tegak (atropus),
yaitu jika liang bakal biji letaknya pada satu garis dengan tali pusar pada
arah yang berlawanan.
b.
Mengangguk
(anatropus), jika liang bakal biji sejajar dengan tali pusar, karena tali
pusarnya membengkok, sehingga liang bakal biji bputar 1800.
c.
Bengkok
(campylotropus), bila tali pusar dan bakal bijinya sendiri membengkok, sehingga
liang bakal biji berkedudukan seperti pada bakal biji yang mengangguk.
d.
Setengah
mengangguk (hemitropus), yaitu jika hanya ujung tali pusarnya yang membengkok,
sehingga tali pusar dengan liang bakal biji membuat susdut 900 satu
sama lain.
e.
Melipat
(camptotropus), jika tali pusar tetap lurus, etapi bakal biinya sendiri yang
melipat, sehingga liang bakal biji menjadi sejajar pula dengan tali pusarnya.
FORUM DISKUSI
1. Bagaimana proses penyerbukan pada bunga yang berumah
dua? Apakah mungkin benang sari dapat membuahi putik yang bukan jenisnya? (Hani
Hadianti)
Jawab : Tumbuhan
berumah dua (dioecus), artinya tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga
betina yang letaknya pada dua individu yang berlainan, dengan demikian satu-satunya
cara penyerbukan yang dapat terjadi adalah penyerbukan silang. Penyerbukan
dapat berlangsung melalui berbagai perantara, diantaranya:
b.
Dengan perantara
binatang (zoidiophyly), adapun hewan yang menjadi perantaranya biasanya adalah
serangga, burung, kelelawar dan siput.
Penyerbukan hanya dapat terjadi bila serbuk sari jatuh pada kepala putik yang sejenis. Karena antara sel jantan dan sel betina yang sejenis akan memiliki daya tarik menarik sehingga terbentuk proses penyerbukan sedangkan dengan yang berbeda jenis akan saling tolak menolak.
Penyerbukan hanya dapat terjadi bila serbuk sari jatuh pada kepala putik yang sejenis. Karena antara sel jantan dan sel betina yang sejenis akan memiliki daya tarik menarik sehingga terbentuk proses penyerbukan sedangkan dengan yang berbeda jenis akan saling tolak menolak.
2. Termasuk apakah bulir pada jagung? (Riana Trisna
Wulandari)
Jawab : Tongkol pada jagung adalah
bagian dalam organ betina tempat bulir duduk menempel. Istilah ini juga dipakai untuk menyebut
seluruh bagian jagung betina ("buah jagung"). Tongkol terbungkus oleh
kelobot
(kulit "buah jagung"). Secara morfologi, tongkol jagung adalah tangkai utama malai yang termodifikasi.
Malai organ jantan pada jagung dapat memunculkan bulir pada kondisi tertentu.
3. Jelaskan kembali mengenai macam-macam tembuni
beserta conthnya? (Sri Masfuroh)
Jawab : Tembuni adalah
bagian bakal buah yang menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji. Menurut letaknya, tembuni dibedakan :
a.
Marginal, bila
letaknya pada tepi daun buah.
b.
Laminal, bila
letaknya pada helaian daun buahnya.
Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang,
maka kemungkinan letak tembuninya adalah :
a.
Parietal; tembuni
terletak pada dinding-dinding bakal buah.
b.
Sentral; tembuni
terletak pada poros atau pusat bakal buah.
c.
Aksilar; tembuni
terletak di sudut tengah pada bakal buah yang
beruang lebih dari dua dan tembuninya terdapat pada sudut-sudut
pertemuan daun-daun buah yang melipat ke dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar