Jumat, 21 Oktober 2016


TEKNIK LABORATORIUM

BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar  Belakang
Laboratorium  adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium biologi, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan.
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu. Hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan. Kebersihan dari alat dapat menunjang hasil pratikum. Apabila alat yang digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Contohnya jika pada alat-alat tersebut masih tersisa zat-zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam pratikum.
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat. Oleh karena itu, pemahaman mengenai teknik pembuatan cairan pencuci beserta cara penggunaannya mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium. Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat-alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan cairan pencuci?
2.      Mengapa  alat laboraturium dipergunakan haruslah bersih?
3.      Apa saja cairan pencuci yang biasa digunakan di laboraturium dan teknik pembuatannya?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa itu cairan pencuci
2.      Untuk mengetahui manfaat kebersihan peralatan laboraturium
3.      Mengetahui beberapa cairan pencuci yang biasa digunakan di laboraturium beserta teknik pembuatannya

D.          Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini tak lain adalah:
1.      Sebagai informasi bagi pelajar/mahasiswa sehingga memiliki wawasan lebih mengenai teknik pembuatan cairan pencuci.
2.      Sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai cairan pencuci.









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Cairan Pencuci
Cairan pencuci adalah cairan yang dipergunakan untuk melarutkan bahan-bahan pengotor suatu benda. Penggunaan cairan yang digunakanpun disesuaikan dengan bahan pengotor benda tersebut. Sebagai seorang praktikan diharuskan untuk mengetahui teknik pembuatan cairan pencuci ini dan bagaimana cara penggunaannya, karena peralatan laboraturium yang kita gunakan dalam praktikum haruslah dalam keadaan bersih.
B.     Manfaat Peralatan Laboraturium yang Bersih
Peralatan laborturium dapat dipergunakan kembali setelah dipergunakan pada praktikum atau percobaan sebelumnya apabila telah memenuhi syarat. Adapun syaratnya adalah bersih dan kering.
Bersih artinya bahwa peralatan harus bebas dari zat – zat yang terlibat langsung pada hasil, atau peralatan harus bebas dari zat – zat yang dapat menyebabkan perubahan pada komposisi atau konsentrasi pereaksi. Sedangkan kering berarti peralatan tidak mengandung baik berupa air maupun zat lain yang membasahinya.
Adapun manfaaat dari kebersihan peralatan laboraturium diantaranya :
1.      Mendapatkan kejelasan data pengamatan
2.      Menghasilkan ketepatan dalam menetukan kesimpulan/hasil percobaan





C.    Pembuatan Cairan Pencuci dan Cara Penggunaannya
Sifat zat atau noda yang menempel akan menentukan jenis/sifat cairan pencuci yang dipilih. Setiap cairan pencuci hanya efektif untuk membersihkan (melepaskan/melarutkan) zat atau noda tertentu. Berikut beberapa jenis cairan pencuci, cara pembuatan dan fungsinya.
1.      Larutan Detergen (CP-1)
      Cairan pencuci atau cairan pembersih yang lazim diterapkan pada tahap paling awal pencucian adalah penggunaan larutan detergen (air-rinso). Untuk memberikan daya pembersih yang lebih baik. Larutan detergen ini dapat di bubuhi dengan sedikit asam nitrat pekat . Cara pembuatan larutan detergen ini adalah seperti berikut ini.
Bahan yang digunakan :
Serbuk detergen /rinso
15 g
Air
500 mL
HNO3
4 mL
Cara pembuatan :
Masukan serbuk detergen (rinso) ke dalam botol yang berisi 500 Ml air ; bubuhi ± 4 mL HNO3; tutup, dan kocok campuran ini sampai  rinso bercampur merata. Beri label, dan simpan untuk persediaan sebagai CP-1.
Penggunaan :
20 mL larutan detergen induk di encerkan dengan 500 mL air. Tuangkan secukupnya cairan pencuci (CP) encer ini ke dalam alat gelas; gosoklah seluruh dinding gelas (derigan sikat yang sesuai) secara merata;  Pindahkan cairan-bekas ini pada gelas berikutnya yang akan dicuci, dan lakukan tindakan serupa. Alirkan air kran pada seluruh dinding gelas yang telah dirinso/disikat tersebut sampai bersih. Keringkan badan alat bagian-luar dengan lap, dan bilasi bagian-dalamnya dengan sedikit akuades, lalu simpan pada tempatnyadan biarkan mengering sendiri.
Jika gelas ukur, buret atau alat lainya belum bersih (masih berlemak atau masih ada noda), pembersihan dapat dilakukan dengan cairan pembersih (CP) lainya .
Keterangan :
1)        Jangan gunakan sabun-colek .
2)        Jangan langsung dibuang; karena dapat digunakan beberapa kali terhadap beberapa alat gelas . jika tidak dipakai lagi ; encerkan dulu cairan bekas pakai itu dengan air kran , dan buang ke dalam bak cuci dengan air kranya mengalir beberapa saat.

2.      Asam Pekat (CP-2)
Beberapa asam pekat yang dapat berfungsi sebagai cairan pencuci (CP-2) antara lain HCI, H2SO4, atau HNO3. Asam pekat yang digunakan sebagai CP umumnya bersifat “teknis” (agar murah) untuk membersihkan peralatan labolatorium dari gelas (seperti tabung reaksi, gelas kimia, gelas erlenmeyer), dan botol-botol reagen.
Catatan :
Asam-asam pekat (CP-2) baru diterapkan bila dengan CP-1, alat gelas masih belum bersih. (HATI-HATI DALAM MENGGUNAKAN ASAM PEKAT).
Pemakaian asam hanya dalam jumlah yang cukup untuk membasahi bagian gelas yang bernoda ( gunakan pipet tetes kering ) , dan harus dilakukan di ruang asam . Pilih dulu HCI pekat; jika noda belum lepas/hilang, panaskan bagian badan gelas yang terbasahi oleh asam tadi dengan cara mencelupkan ke dalam air panas. Asam klorida pekat ini dapat menghilangkan noda kening dari senyawa besi.
Jika noda atau kotoran masih juga belum hilang dapat di coba dengan menggunakan asam pekat lainya (misalnya asam sulfat atau asam nitrat). Masih belum hilang juga, gunakan dengan sedikit “aqua–regia” atau dengan CP (cairan pencuci) lainya .
3.      Larutan NaOH (CP-3)
Larutan NaOH 10-15%

NaOH teknis
10-15 g
Air
100 mL
Cara pembuatan :
Masukan pelet NaOH teknis ke dalam botol plastik yang berisi 100 mL air; tutup, dan kocok campuran ini sampai NaOH larut. Beri label; dan simpan untuk persediaan sebagai  CP-3.
Penggunaan :
CP ini dapat diterapkan untuk menghilangkan kerak putih yang di sebabkan oleh deposit karbonat tipis yang melekat pada dinding/ dasar gelas atau botol reagen.
Basahi kerak sampai kerak lepas atau melarut; kemudian bilasi gelas dengan sedikit HCI 1 M, dan terakhir dengan air kran. ( Bilasi dengan akuades , jika memang diperlukan). 
Catatan :
Selain NaOH dapat  juga digunakan KOH dengan kadar yang sama.
4.      Larutan NaOH-beralkohol (CP-4)
Bahan yang digunakan :
NaOH teknis
30 g
Air
30 mL
Etanol 90 %
250 mL
Cara pembuatannya:
Larutkan NaOH pada air hingga terbentuk larutan homogen. Setelah terbentuk larutan yang homogen encerkan larutan tersebut dengan etanol sampai mencapai volume 250 mL. Tutup, dan gojjok agar homogen. Beri label dan simpan untuk persediaan sebagai CP-4.
Penggunaan:
CP-4 terutama digunakan untuk buret yang berlemak/bervaselin.
Cara pencucian :
Panaskan dulu ±80 mL CP-4 di dalam gelas kimia sampai bersuhu 50-600C; tuangkan sedikit-sedikit ke dalam buret tegak lewat corong sebanyak ± 25 mL; letakkan gelas kimiannya di bawah buret dan segera putar kran (bila perlu gunakan sarung tangan) agar CP keluar dan mengisi pipa ujung buret. Setelah teris, tutup kran, dan isi lagi buret lewat corong sampai hampir terisi penuh. Biarkan beberapa menit (agak lama lebih baik). Setelah itu kran dibuka; CP-nya ditampung, dan dikembalikan ke botolnya semula.
Buret yang telah dibersihkan akan tampak transparan dan bercahaya. Setelah dingin, bilasi buret dengan air kran hingga bersih, dan terakhir bilasi dengan akuades. Atau jika buret akan disimpan, bilasi dulu dengan sedikit HCl 0,1 M.
5.      Larutan Na-dikromat Asam (CP-5)
Larutan garam dikromat terutama garam natrium dikromat dalam suasana asam dapat diterapkan di laboraturium untuk membersihkan peralatan gelas karena sifatnya sebagai pengoksidasi. Namun, larutan ini sebagai caian pencuci (CP) harus dikemas secara baik dan hanya digunakan secara terbatas karena bersifat racun kuat.
Bahan yang digunakan:
Na2Cr2O7.2H2O; teknis
30 g
Air
15 mL
H2SO4 pekat; teknis
500 mL
            Cara pembuatannya :
Larutkan Na-dikromat ke dalam gelas kimia pirex 600 mL yang berisi 15 mL air sampai diperoleh larutan jenuhnya. Alirkan asam pekat H2SO4 ini (secara hati-hati dan perlahan lewat batang pengaduk) ke dalam larutan jenuh A, sambil sesekali diaduk perlahan; demikian sampai seluruh asam pekat terpindahkan. Setelah larutan dingin, pindahkan ke dalam botol reagen bertutup gelas. Beri label, dan simpan untuk persediaan sebagai CP-5. (Encerkan segera sisa bahan pada peralatan yang digunakan dengan air kran, dan buangke dalam bak cuci dengan mengalirkan air-krannya yang cukup banyak).
Perhatian :
a.       CP-5 bersifat sangat kerosif; dapat merusak pakaian, kulit, dan organ tubuh.
b.      Jika kulit terkena cairan ini, segeralah sirami dengan air kran sesempurna mungkin, dan terakhir dibasahi dengan larutan NaHCO3.
c.       CP-5 habis pakai harus dituang ke dalam botol khusus sebelum dibuang. (Di samping sifat korosif di atas, CP ini juga mengakibatkan pencemaran berat terhadap lingkungan kehidupan).
Penggunaan :
CP-5 akan lebih efektif bila sebelumnya dipanaskan dulu sampai kira-kira 50-600C.
Cara pencucian :
a.       Buret/labu takar
Isikan CP-5 (hati-hati dan secara perlahan) pada buret atau labu takar sampai penuh; tutup; dan biarkan beberapa menit (semakin lama semakin baik). CP-5 bekas pakai dapat dituang kembali ke dalam botolnya semula. Bilasi buret dengan air kran, dan terakhir dengan air bersih. Jika akan digunakan, bilasi alat tersebut dengan larutan yang akan digunakan; atau untuk buret jika akan disimpan, bilasi dengan sedikit larutan HCl 0,1 M.
b.      Pipet ukur/volume
Pipet ukur dan vol-pipet sebaiknya direndam. Gunakan penjepit khusus (tangkrus) untuk mengeluarkannya. Agar aman letakkan semua alat gelas dalam ember plastik besar dan sesegera mungkin disiram dengan air kran, dan selanjutnya dicuci sampai bersih. Semua peralatan lainnya juga harus segera dibersihkan.
            Catatan :
Jika CP-5 berubah warna menjadi hijau (ion Cr3+); menandakan habisnya daya kerja CP ini sehingga tidak dapat digunakan lagi dan harus ditampung (ditempatkan) pada botol khusus. Sebelum dibuang, sebaiknya CP-5 bekas diproses menjadi zat lain yang tidak membahayakan /mencemari lingkungan.
6.      Aqua-regia (CP-6)
Aqua regia merupakan campuran antara 1 volum asam nitrat pekat dan 3 volum asam klorida pekat. Cairan ini sangat reaktif; dapat merusak berbagai bahan logam termasuk emas dan platina. Gas yang ditimbulkannya pun bersifat merusak dan beracun. Oleh karena itu, pengerjaan yang melibatkan cairan ini harus dilakukan di ruang khusus (ruang asam) dan mengikuti aturan yang ketat. Pengemasan cairan sebagai cairan pencuci harus dilakukan dengan cermat termasuk penyimpanannya.
Bahan yang digunakan:
HNO3 pekat; teknis
50 mL
HCl pekat; teknis
150 mL
Perbandingan volum di atas dapat digandakan sesuai dengan kebutuhan. Agar tahan lama, tuangkan 1 bagian campuran diatas ke dalam 1 bagian air. Tempatkan dalam botol reagen, beri label, dan simpan untuk persediaan sebagai CP-6.
Perhatian :
a.       Lakukan pencampuran ini di ruang asam (tempat terbuka); HNO3 dapat merusak kulit; uap NO2 sangat beracun.
b.      CP-6 bersifat sangat korosif, dapat merusak kulit dan pakaian.
c.       CP-6 yang habis pakai harus ditampung pada botol khusus.
Penggunaan :
CP-6 sangat efektif karena dapat melarutkan hampir semua zat termasuk dapat membersihkan permukaan logam.
Caranya :
Basahi secukupnya bagian alat gelas yang kotor (lakukan di ruang asam); biarkan beberapa menit; encerkan dengan air kran: buang bersama aliran air pada bak cuci.
Catatan :
Jika “volum CP-6 bekas pakai” cukup banyak, segera dimasukkan kembli ke dalam botolnya semula atau jika tidak (karena rusak) tempatkan pada botol penyimpanan khusus, jangan langsung dibuang ke bak cuci.
7.      Larutan FeSO4 Encer (CP-7)
Bahan yang digunakan :
FeSO4.7H2O; teknis
50 g
H2SO4 pekat; teknis
5 mL
Air
500 mL
Cara pembuatannya :
Tuagkan perlahan H2SO4 pekat ke dalam botol plastik yang berisi 50 mL air dan gojjok sampai larutannya homogen. Masukkan garamnya, tutup rapat dan kocok hingga garam melarut. Selanjutnya tambahkan sisa air (450 mL) dan tutup rapat. Beri label pada botolnya dan simpan untuk persediaan sebagai CP-7.
            Penggunaan :
CP-7 dapat menghilangkan noda kuning/coklat pada berbagai peralatan gelas bekas larutan KmnO4.
Cara penggunaan :
Gunakan CP-7 ini secukupnya untuk merendam bagian gelas yang bernoda selama beberapa menit, atau dengan cara merendam peralatan gelas seperti gelas ukur, pipet ukur, vol-pipet atau buret dengan CP beberapa lama sampai noda dari larutan KmnO4 melarut (menghilang). Kemudian bilas alat tersebut dengan air bersih.
8.      Larutan Hipo (CP-8)
Na2S2O3.5H2O teknis
10 g
Air
100 mL
Cara pembuatan :
Masukan garam ke dalam botol plastik yang berisi air; tutup rapat; dan kocok hingga garam melarut.Beri label pada botol ini, dan simpan untuk persediaan sebagai CP-8.
Penggunaan :
CP-8 dapat menghilangkan noda iodium yang melekat pada peralatan atau pada bahan kain ( pakaian).
Cara Pencucian :
Basahi atau rendam peralatan/pakaian yang bernoda iodium dengan CP ini sampai noda larut/hilang; kemudian bilasi segera dengan air kran atau air bersih.
9.      Larutan Amonium Sulfida (CP-9)
(NH4)2S; teknis
10 g
Air
100 mL
Cara pembuatan :
Masukan amonium sulfida ke dalam botol reagen yang berisi 100 Ml air ; tutup, dan kocok hingga garam melarut. Beri label, dan simpan  untuk persediaan sebagai CP-9.
Penggunaan :
CP-9 digunakan untuk menghilangkan noda belerang.
10.  Larutan Na-fosfat-oleat (CP-10)
Bahan yang digunakan :
Natrium fosfat ( Na3PO4.12H2O)
15 g
Natrium-oleat (NaC18H33O2)
5 g
Air lunak*
250 mL
            Cara pembuatan :
Masukan kedua garam ke dalam botol plastik yang berisi 250 Ml air lunak; tutup rapat, dan kocok sampai garam melarut . Beri label dan simpan untuk persediaan sebagai CP-10.
Keterangan:
Air yang tidak mengandung sadah.
Penggunaan :
CP-10 digunakan untuk menghilangkan noda hitam dari kerak karbon.
Caranya :
Tuangkan CP ke dalam alat gelat sehingga merendam noda beberapa menit. Gunakan sikat keras atau ujung batang pengaduk untuk membantu pelepasan kerak dari dinding gelas .keluarkan cairan ; dan bila perlu alat dibersihkan dengan CP-1 atau alat langsung dibilasi dengan air kran.
11.  Larutan Gliserin-plus (CP-11)
Bahan yang digunakan :
Gliserin; teknis
20 g
Alkohol 95%; teknis                                
20 g
Eter; teknis                                               
20 g
Amoniak pekat; teknis                            
80 g
                        Campurkan zat-zat di atas secara berurutan sambil diaduk sampai membentuk campuran homogen di dalam gelas kimia 250 mL.
Air
400 mL
Detergen
20 g
                        Campur detergen dan air di dalam gelas kimia 600 Ml sampai membentuk air-detergen .
Cara pembuatan :
                        Tuangkan campuran A ke dalam campuran B secara perlahan sambil duduk. Pindahkan cairan ke dalam botol plastik 600 Ml; tutup dan kocok sebentar-sebentar; beri label, dan simpan untuk persediaan sebagai CP-11.
Penggunaan:
CP-11 digunakan untuk menghilangkan berbagai noda lemak.
Caranya :
                         Susutkan dulu lapisan lemak/minyak yang melekat pada alat: lalu basahi atau rendam kotoran dengan CP secukupnya dalam waktu beberapa lama.
12.  Aseton (CP-12)
Noda berupa tinta dari spidol dapat dengan mudah dihilangkan dengan menggosokkan kain lap yang dibasahi dengan aseton (CP-12; teknis); jangan melakukan tindakan ini di dekat nyala api. Lemak atau minyak dapat di hilangkan dengan cara di susutkan dulu lapisan lemak/minyak dengan kain lap sampai tinggal setipis mungkin. Lalu bersihkan dengan kain lap bersih yang dibasahi dengan pelarut lemak/minyak yang sesuai (umumnya berupa pelarut organik seperti alkohol atau eter). Jika lemak/minyak ini belum hilang seluruhnya, dapat digunakan CP-11.
13.  Isopropil Alkohol (CP-13)
Untuk membersihkan lensa dapat digunakan cairan isopropil-alkohol 98-99% (CP-13; teknis). Basahi permukaan lensa dengan 1 tetes cairan ini kemudian sebarkan merata dengan kain lembut (dari bahan kaos) beberapa lama. Kemudian gosok perlahan secara memutar dengan kain lembut bersih.
Bukan tidak mungkin, suatu kotoran atau noda tidak hilang oleh penggunaan satu jenis CP (cairan pencuci). Untuk ini dapat diteruskan dengan menggunakan CP lainnya sesuai dengan jenis dan sifat noda yang diperkirakan. Penting sekali melakukan perkiraan awal tentang jenis dan sifat kotoran atau noda yang melekat pada peralatan dari gelas agar memudahkan untuk memilih CP yang akan diterapkan. Dengan demikian, dapat dihindarkan pemborosan dalam pemakaian bahan dan waktu.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Cairan pencuci adalah cairan yang dipergunakan untuk melarutkan bahan-bahan pengotor suatu benda. Penggunaan cairan yang digunakanpun disesuaikan dengan bahan pengotor benda tersebut. Ada beberapa cairan pencuci yang biasa ddigunakan di laboraturium diantarannya larutan detergen (CP-1), asam pekat (CP-2), larutan NaOH (CP-3), larutan NaOH-beralkohol (CP-4), larutan Na-dikromat asam (CP-5), aqua-regia (CP-6), larutan FeSO4 encer (CP-7), larutan hipo (CP-8), larutan amonium sulfida (CP-9), larutan Na-fosfat-oleat (CP-10), larutan gliserin-plus (CP-11), aseton (CP-12) dan isopropil alkohol (CP-13).